DMCA.com Protection Status Prank Youtubers Ferdian Paleka : Literasi Digital, Etika Teknologi dan Gaya Hidup - Review Teknologi Sekarang

Tuesday, 5 May 2020

Prank Youtubers Ferdian Paleka : Literasi Digital, Etika Teknologi dan Gaya Hidup

Entah apa yang merasuki para Youtubers membuat prank?! Tidak punya ide atau tema yang baikkah dalam membuat konten? subscribe masih rendah? Ingin tenar atau terkenal dengan jumlah view yang ratusan ribu? Demi uang ratusan juta? Tidak punya kerjaan? Iseng doank? Sebelum kaliank nge-prank simak artikel ini, baik itu dari segi etika dan hukum.

Daftar Isi Bacaan [Tampil]
prank ferdian paleka - ferdian paleka ig
Sumber Gambar: freepik
( membuat konten dengan nge prank itu seru? )


Bali, 05/05/2020 – Sebenarnya ini berita memalukan dan tidak patut untuk dilakukan oleh semua orang, terutama para pembuat konten Youtube. Ditengah bulan suci ramadhan dan pandemi Covid-19 ini, alangkah baiknya untuk membuat konten-konten yang dapat mencerahkan dan menyejukkan masyarakat.

Negara kita ini (Indonesia) sedang krisis moneter, banyak masyarakatnya yang memiliki penghasilan yang sangat berkurang drastis, banyak phk, bahkan ada masyarakat yang tidak bisa membeli kebutuhan pokok. Dengan kondisi seperti sekarang ini, se-eloknya untuk tidak memanfaatkan situasi ini untuk membuat keresahan ditengah pandemi Covid-19, apalagi membuat konten yang tidak hormat, bahkan sangat merugikan citra diri sendiri hanya untuk gaya hidup.

Rendahnya literasi digital, gaya hidup dan kurangnya pemahaman teknologi juga sangat berpengaruh dalam aksi pembuatan konten ini. Padahal pemerintah sudah menetapkan UU ITE (Informasi Transaksi Elektronik) tapi masih saja ada manusia yang lupa akan aturan tersebut, bahkan hanya untuk mendapatkan 30 ribu subscribe saja harus mengorbankan jati diri, dasar rendahan! Agar tidak lagi ada aksi yang rendahan seperti ini (apalagi dalam sitasi ramadhan dan pandemi Covid-19), Review Tech akan memberikan referensi untuk kalian.


Youtubers dan UU ITE

Youtube adalah sarana untuk berkreasi dalam bentuk video digital. Tak jarang, dari Youtube ini banyak yang mendapatkan penghasilan lewat iklan-iklan yang terpampang di setiap durasi video. Saking kepincutnya untuk mendapatkan uang dari Youtube, ada beberapa persyaratan yang diharuskan untuk dipenuhi, seperti halnya adalah jam tayang yang lumayan banyak dan memiliki jumlah subsribe ribuan.

Baca juga: Cara mencairkan insentif kartu prakerja di BNI, OVO, GoPay dan LinkAja

Dalam kasus Ferdian Paleka ini, jika kalian membuat konten sekelas frank (cara bodoh), ingatlah situasi bangsa ini. Situasi sangat rumit dan tentunya sensitif untuk dibahas. Nge-prank dengan memberi sembako berisi sampah dan batu dalam kardus mie instan kepada transpuan dan bahkan anak-anak, apakah itu sikap yang layak untuk di tonton? Berani melakukan hal itu demi 30 ribu subscribe Youtube?


Review Tech tidak menjatuhkan urusan pribadi seseorang (itu bersifat private), namun fokus kepada bahasan rendahnya literasi digital, hanya untuk gaya hidup 30 ribu subscribe, dan tidak punya etika dalam berteknologi. Dalam pembuatan konten, jenis konten ini sangat bertentangan dengan etika Youtuber (aturan yang mengikat dalam kerjasama untuk mendapatkan iklan), serta UU ITE, yang dimana terjerat dengan pasal 45 ayat 3 UU ITE, yang mengatur tentang perbuatan penghinaan.


Etika Penggunaan Teknologi dan UU ITE

Etika Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sangat erat dengan etika profesi. Dalam artian jika sudah terjun dalam dunia teknologi, harus memahami kode etika, aturan hukum, aturan penggunaan (license agreement). Etika teknologi dalam dunia luas adalah menangkap (mengumpulkan), menyimpan, memanipulasi, menghantarkan dan menampilkan suatu bentuk informasi (suara, gambar, video dan teks).

Agar kalian memahami etika ini, dan tidak seperti Youtuber Ferdian Paleka, maka etika ini harus dipahami dan di aplikasikan. Karena jika tidak, hukum dan sangsi sosial akan menjerat kalian, jangan buat malu diri sendiri bahkan keluarga jadi sasaran. Etika yang perlu dipahami adalah sebagai berikut.

1.  Cybercrimes

Cybercrimes merupakan suatu tindakan kejahatan dalam dunia maya atau jaringan internet. Tindakan ini dilakukan secara ilegal, seperti tindakan mengubah data keuangan, pemalsuan keuangan, kejahatan bertransaksi bisnis. Hal ini sangat merugikan pengguna jasa yang menggunakan akses internet, karena data nasabah tersebut bisa bocor. Cara penanggulangannya adalah dengan meningkatkan kesadaran dan kerjasama untuk mencegah kejahatan ini.

2.  Privasi

Di zaman teknologi yang semakin canggih ini, seakan dunia tidak dibatasi lagi oleh ruang dan waktu. Privasi disini adalah data-data pengguna yang harus dijaga kerahasiaannya. Seperti contoh kasus yang baru terjadi ini adalah kasus data nasabah Tokopedia yang bocor dan sempat heboh di sosial media. Nah tentunya harus waspada akan kejadian ini, jangan sampai data-data dicuri bahkan digunakan untuk kepentingan oknum.


3.  Hak Kekayaan Intlektual

Review Tech akan menjelaskan secara umum saja,  bahwa dalam kekayaan hak intlektual ini ada yang namanya pengelompokan HAKI (Hakcipta), sumber daya manusia (harus memiliki kemampuan hardskill, softskill) dan desain & konten (memberikan informasi tanpa diskriminasi oleh suku, agama dan ras (SARA)).

Kalau dibandingkan dengan kasus ini, tentunya youtubers Ferdian Paleka melanggar hak cipta dalam bentuk desain dan konten. Hal ini dikarenakan conten yang ia upload di Youtube dirasa telah menghina suatu golongan tertentu (transpuan). Daalam pembuatan konten, tentunya harus berimbang, jangan hanya mengejar kuantitas jumlah subscribe, tapi kualitas kontennya rendahan, bahkan tidak layak untuk dipublikasikan ke masyarakat umum.

Prank Youtubers

Entah apa yang merasuki para Youtubers membuat prank?! Tidak punya ide atau tema yang baikkah dalam membuat konten? subscribe masih rendah? Ingin tenar atau terkenal dengan jumlah view yang ratusan ribu? Demi uang ratusan juta? Tidak punya kerjaan? Iseng doank?

Bagi kalian Youtuber, mohon jangan membuat konten seperti itu. Daripada membuat konten tidak mendidik, lebih baik mendapat view yang kecil, tapi mempunyai manfaat yang luar biasa bagi pembacanya. Nge-prank itu bukan cara terhormat untuk mendapatkan jumlah view, apalagi misalnya yang kalian prank itu adalah orang tua, bukannya nambah subscriber, tapi nambah dosa. Dosa mendapat uang banyak dengan cara nge-prank yang tak berdasar.

Jangan memberikan contoh yang kurang baik terhadap generasi kita. Nge-prank jadi gembel lah, ngasi sembako sampah isi batu-lah, uang palsu, atau hal-hal lain yang kurang mendidik. Masih banyak cara lain untuk menjadikan diri kalian terkenal, tidak harus dengan cara rendahan semacam itu!.

Kesimpulan

Ditengah situasi bulan ramadhan dan pandemi Covid-19, lebih bijaklah dalam berkreativitas. Di bulan ramadhan ini, buatlah hal-hal yang bermanfaat positif kepada masyarakat, sehingga mereka tercerahkan, bukan malah membuat panggung sendiri dengan konten prank yang rendahan seperti itu.

Tunjukkan empati dan toleransi kalian dalam hidup bernegara. Membuat konten sejatinya tidak masalah, malahan dengan membuat konten akan menghasilkan uang ratusan juta. Tapi, jangan tergiur dengan uang tersebut, jika dalam mencarinya tidak sesuai dengan kaidah atau aturan yang benar.

Jumlah subscribe dan view itu penting, tapi juga harus seimbang dengan kualitas konten yang diberikan. Hal hasil, kalian sendirilah yang akan menanggung resikonya. Ingatlah,  bahwa untuk menjadi Youtuber terkenal itu tidak harus membuat konten sampah seperti itu. Ada bayak hal atau tema yang bisa diangkat untuk dijadikan konten, bahkan jika pengguna tersebut merasa terbantukan dengan adanya video tersebut, maka secara otomatis akan dapat menaikkan jumlah view dan subscribe.

Berani terjun di dunia digital, itu artinya kalian sudah menyetujui persyaratan didalam penggunaan digital. Lebih bijaklah lagi, karena UU ITE telah banyak menjebloskan seseorang ke penjara akibat konten yang tak bertanggung jawab, sensitif, bahkan mengandung unsur SARA, jangan buat bangsa ini pecah gara-gara konten sampah kalian! jika ingin jadi Youtuber terkenal, mulailah dulu dari langkah kecil, secara bertahap pasti akan menemui jalan yang terbaik dan Tuhan-pun akan merestui kalian menjadi orang sukses.

No comments:
Write Comments